(Para peserta sosialisasi berpose bersama usai sosialisasi yang bertempat di ruang Sareng Orin Bao, IFTK Ledalero)
Komunitas KAHE mengajak Badan Eksekutif Mahasiswa IFTK Ledalero untuk berkolaborasi dalam program Raising The Rainbow Stories from Maumere yang dicanangkan oleh Komunitas KAHE. Ajakan itu disampaikan oleh Mario Nuwa dalam kegiatan sosialisasi program Raising The Rainbow Stories from Maumere pada Jumat (2/12) siang di ruang Sareng Orinbao. Selain Komunitas KAHE dan BEM IFTK, hadir pula dalam sosialisasi itu anggota komunitas Fajar Sikka, pengurus HMPS, anggota Teater Aletheia Ledalero, pengurus VOX Ledalero dan beberapa mahasiswa IFTK Ledalero. Dalam sosialisasi itu, ada lima program yang ditawarkan oleh Komunitas KAHE, yakni studi keberagaman, observasi lapangan, penciptaan seni, manajemen event, dan presentasi seni berbasis isu sosial politik.
Mario Nuwa, pembawa materi dalam sosialisasi tersebut menjelaskan, program Raising The Rainbow Stories from Maumere merupakan sebuah proyek intensif untuk menciptakan artistic encounter antar warga, khususnya pemuda, kelompok LGBT, serta masyarakat dari ragam budaya dan agama. Kegiatan tersebut, lanjut Mario, melibatkan Persatuan Waria dari Kabupaten Sikka (Perwakas), institusi perguruan tinggi juga universitas, komunitas-komunitas seni dan anak muda dari beragam kelompok.
Soal latar belakang program, Mario menjelaskan, proyek itu dilatarbelakangi oleh perjumpaan Kelompok KAHE bersama dengan warga Kampung Wuring, Maumere pada tahun 2020 dalam proyek Voicing Bajo and Bugis People in Maumere.
"Kegiatan ini berangkat dari program yang telah kami mulai sejak tahun 2020 yang lalu saat menginisiasi sebuah proyek yang berjudul Voicing Bajo and Bugis People in Maumere. Saat itu, Komunitas KAHE bersama dengan Teater Garasi, didukung oleh VOICE, bekerja bersama dengan warga Kampung Wuring, Maumere membangun ruang-ruang pertemuan yang inklusif bagi warga dari berbagai latar belakang dengan pendekatan kesenian," jelasnya.
Dalam proyek itu, lanjut Mario, Kelompok KAHE berhasil mendokumentasikan aneka isu, modal, dan potensi kampung, yang kemudian dipresentasikan dalam bentuk festival warga.
Berdasarkan latar belakang itu, KAHE akhirnya menginisiasi Raising The Rainbow Stories from Maumere, proyek intensif yang bertujuan menciptakan artistic encounter antar warga, khususnya pemuda, kelompok LGBT, serta masyarakat dari ragam budaya dan agama.
"Tujuan proyek kami ini adalah menciptakan ruang yang aman bagi warga untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas dan jujur," ungkapnya. Dia menambahkan, proyek itu juga bertujuan menyuarakan kisah-kisah perbedaan dan keberagaman dari perspektif periferal dan upaya sosialisasi pengetahuan tentang isu perbedaan dan keragaman kepada generasi muda yang terkait erat dengan pendidikan formal dan institusi pemerintah.
Sosialisasi siang itu, selain untuk memperkenalkan proyek itu kepada BEM IFTK Ledalero, juga sekaligus mengajak BEM IFTK untuk berkolaborasi bersama KAHE dalam menyukseskan progam tersebut. Mario dan beberapa anggota KAHE yang hadir siang itu juga membutuhkan semacam respon balik dari BEM IFTK terkait program-program yang ditawarkan dalam proyek itu.
Komunitas KAHE berharap, inisiatif itu menjadi tawaran yang menarik bagi BEM IFTK sehingga dapat saling berbagi cerita, berdiskusi dan mewacanakan isu keberagaman dari konteks lokal di Maumere karena menurut KAHE, institusi pendidikan termasuk IFTK Ledalero, menjadi salah satu corong yang dapat mendorong ide inklusivitas bertumbuh subur di masyarakat, terutama melalui gerakan mahasiswa.
“Kami percaya bahwa produksi pengetahuan melalui institusi pendidikan memungkinkan wacana ini dapat dibicarakan secara lebih terbuka dan kritis,” tegas Mario.
Sementara itu, Ketua BEM IFTK Ledalero, Arif Tandang mengakui, sebelumnya pihaknya sempat berbincang soal proyek kolaboratif ini bersama KAHE. Melalui perbincangan itu, diangkat serentak ditemukan sejumlah hal (isu-isu terkini, terutama mengenai keberagaman) yang menurut BEM, perlu dieksplorasi lebih jauh.
“Proyek ini adalah bagian dari upaya mengeksplorasi dan mengangkat isu-isu itu ke permukaan, yang selama ini sebetulnya kurang diberi porsi, khususnya di Kabupaten Sikka, baik pada tataran pendidikan formal maupun pemerintahan,” tandasnya.
Oleh karena itu, BEM IFTK Ledalero menyambut baik proyek yang diinisiasi Komunitas KAHE itu. Bahkan melalui proyek itu pula, sambung Arif, sebetulnya dibuka ruang kolaboratif-diskursif lintas ilmu, lintas kampus, dan lintas komunitas minat.*
*Febry Suryanto
BAGIKAN
PROGRAM STUDI SARJANA FILSAFAT PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK PROGRAM STUDI SARJ0
Penerimaan mahasiswa baru IFTK Ledalero tahun akademik 2025/2026 Prodi Ilmu Filsafat (S1) Prodi Pend0
Pendaftaran Online Program Studi Sarjana Filsafat, PKK, DKV, Kewirausahaan, Sistem Informasi & Magis0
© Copyright 2025 by Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero - Design By Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero

