PBB, MASYARAKAT MADANI DAN PELUANG PARTISIPASI PENDIDIKAN TINGGI

img

Maumere - Sabtu (17/04/2021), di ruangan Clemens Kampus Sekolah Tinggi Filsafat katolik Ledalero, Kabupaten Sikka, tampak hadir para Dosen dan sebagian Mahasiswa pada lembaga pendidikan tersebut. Situasi pada akhir pekan tersebut tidak seperti biasanya. Sebab Robertus Mirsel, Drs., M.A. sedang memaparkan materi seminar dengan tema: Kiprah Masyarakat madani di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Peluang Partisipasi Institusi Pendidikan Tinggi di Dalamnya.

Selain sebagai seorang Dosen pada STFK Ledalero, Robertus Mirsel juga bekerja pada vivat internasional yang berkoneksi langsung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Identitas singkat ini dijelaskan oleh Amandus Klau selaku moderator pada seminar ilmiah tersebut.

Civil Society dan PBB

Bertolak dari tema seminar tersebut, salah satu bahan inti yang ditampilkan oleh Robert Mirsel ialah kiprah dan peran masyarakat madani atau civil society di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurutnya, kiprah masyarakat madani terus mengalami peningkatan di PBB sejak beberapa dekade sebelumnya.

Keterlibatan ini lebih berkaitan dengan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia. PBB sangat membutuhkan informasi akurat dari masyarakat madani di setiap negara terkait dinamika sosial baik tingkat lokal maupun nasional yang berkaitan dengan HAM. Sebab menurut Pater Robert, demikian sapaan singkatnya,  salah satu tugas PBB ialah memacu dan mendorong hubungan internasional dalam rangka menjaga HAM agar tetap dilindungi, dihormati dan dipenuhi.

Selain itu, ada tiga tugas lain dari PBB yakni menjaga keamanan dan perdamaian dunia, membina kerja sama internasional dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, lingkungan, sosial dan lain-lain dan yang terakhir, menyiapkan bantuan kemanusiaan untuk mengantisipasi kelaparan, bencana alam dan sebagainya.

Dari beberapa tugas tersebut, PBB kemudian membuka pintu bagi keterlibatan masyarakat madani-nonpemerintah. Harapannya, supaya aspirasi yang ada di tengah kehidupan masyarakat madani bisa didengar juga oleh PBB maupun sebaliknya. Pater Robert mencontohkan bahwa ketika ada sidang di PBB, masyarakat adat asli di Amerika yaitu suku Indian selalu datang dan menyampaikan bahwa mereka masih ada. Juga ada yang datang menyampaikan masalah kelautan dan partisipasi politik perempuan Desa.

Namun demikian, salah satu masalah kronis yang ada di dalam tubuh PBB menurut Pater Robert yaitu kurangnya respek terhadap suara kritis dari masyarakat madani. Menurutnya, masyarakat madani yang vokal atau kritis seringkali dinilai oleh PBB sebagai pengganggu “kenyamanan”. Itu berarti, konflik kepentingan masih bercokol di dalam tubuh lembaga internasional tersebut.

Keterlibatan Pendidikan Tinggi

seminar dosen april 2021 7Menurut Pater Robert, perguruan tinggi sangat diberi peluang keterlibatannya di PBB. Sebab dengan keterlibatan itu, PBB merasa terbantu dan dimudahkan untuk menemukan sebuah solusi sosial. Perguruan tinggi diberi kesempatan untuk melakukan penelitian atau juga berbicara di PBB. Misalnya, Universitas Colombia pernah diberi kesempatan untuk mengkaji hasil penelitian mereka tentang pertambangan yang etis.

Selain perguruan tinggi, PBB juga membuka pintu bagi suara profetis Gereja Katolik Roma. Keterlibatan Gereja di dalam tubuh PBB sudah berlangsung lama. Salah satu misi konkrit Gereja Katolik yakni membawa Ajaran Sosial Gereja ke  dalam PBB agar bisa menjadi bahan diskusi selanjutnya. Misalnya tentang upaya menjaga bumi, maka PBB mengambil ajaran Laudato Si untuk didiskusikan bersama demi kelangsungan rumah besar dunia. Demikian penjelasan singkat Robertus Mirsel.

Kegiatan ini juga disertakan dengan diskusi dan tanya-jawab. Beberapa partisipan baik yang hadir secara langsung di ruangan Clemens maupun secara virtual turut memberikan pertanyaan dan komentar tambahan.

Selanjutnya, pada bagian penutup, Amandus Klau kembali menegaskan peran Gereja khususnya lembaga STFK Ledalero untuk terus mengadvokasi masalah-masalah sosial yang dialami oleh masyarakat kecil. Ia mengharapkan agar para mahasiswa/i juga tidak bosan mengadvokasi lewat media baik itu media sosial maupun melakukan riset. (Rian Odel)

Galery Kegiatan

 

SHARE THIS