“Guru agama Katolik harus belajar menghidupi moderasi beragama dari versi Yesus Kristus,”ungkap Imam SVD kelahiran Manggarai ini. Hal ini disampaikan Hendrikus Maku berkenaan dengan point inspiratif yang dicontohkan Yesus dalam karya misi dan pengajaranNya.
“Yesus dalam karya pelayananNya mampu melenyapkan stigmatisasi partner dialog, dapat mengatasi apriori partner tersinggung, tidak tergoda oleh hasrat akan pengaruh kekuasaan, menolak cara – cara kekerasan, mengedepankan dialog yang sejati,” terang Hendrikus.
Hendrik Maku juga menyebut prinsip fundamental Moderasi Beragama bukan memoderasi agama, karena agama dalam dirinya sudah mengandung prinsip moderasi yaitu keadilan dan keseimbangan. “Bukan agama jika ia mengajarkan perusakan di muka bumi, kezaliman dan angkara murka,” pungkasnya.
Hendrik menegaskan bahwa teladan hidup Yesus menjadi wacana berkualitas bagi pengembangan pemahaman guru agama Katolik dalam karya pelayanan. “Guru agama Katolik mesti berhijrah dari agama seremonial kepada agama kehidupan. Ini artinya pemahaman akan agama tidak melulu tentang seremonial keagamaan tetapi menjadi agama kehdiupan yang mendorong setiap orang untuk mengamalkan ajaran agamanya secara baik dan benar,”, tambahnya.
Di akhir paparan materi, Hendrikus Maku mengajak para guru agama Katolik untuk tidak henti-hentinya menanamkan nilai – nilai moderasi beragama yang mengedepankan asas keseimbangan dengan metode diskusi, kerja kelompok, dialog dan bersilaturahmi dengan sesama dari agama lain pada hari – hari raya keagamaan.
Tampak Hendrikus Maku didampingi Ketua Pokjawas, Drs. Karinus Duli, M.Th.***(Deddy/Mof/Aida Ceha)
SHARE THIS
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum volutpat tortor nec vulputate pe0
Cras consectetur suscipit nisi a fermentum. Class aptent taciti sociosqu ad litora
Vivamus convallis lobortis dolor, eu varius ipsum tincidunt sed. Suspendisse sit amet ante ullamcorp0
Nulla vitae urna orci. Nunc at dictum ligula, vel suscipit nunc.
© Copyright 2025 by Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology - Design By Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology

