Dengan hormat,
Dalam rangka menerbitkan Jurnal Ilmiah Mahasiswa AKADEMIKA STFK Ledalero Vol. 13, No. 2, Januari-Juni 2018, Senat Mahasiswa STFK Ledalero menyelenggarakan Sayembara Nasional Penulisan Artikel Ilmiah. Semua tulisan yang diikutsertakan dalam sayembara kali ini mengusung tema besar CENDEKIAWAN TERLIBAT. Tulisan-tulisan yang masuk telah diperiksa dan dinilai oleh tim juri dan selanjutnya akan diseleksi untuk dimuat dalam Jurnal AKADEMIKA edisi Januari-Juni 2018 ini.
Abstrak Tema
Pada dasawarsa 1860-an, di Rusia hadir satu kelompok sosial baru dalam masyarakat yang terdiri dari kaum terpelajar yang pernah mengenyam pendidikan formal di Eropa Barat. Mereka merasa terpanggil secara moral untuk mengubah sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat dan mengatur ulang prioritas pengembangan hidup sosial, budaya dan normatif masyarakatnya. Usaha membaharui masyarakat ini disatukan oleh solidaritas demi mewujudkan cita-cita kemanusiaan. Kelompok ini selanjutnya menyebut dirinya sebagai kaum-kaum intelektual (F. Ceunfin, 2003:62).
Golongan intelektual adalah nama lain dari kaum cendekiawan. Akhir-akhir ini, di tengah segala krisis yang mengusik pikiran dan nurani manusia, baik pada skala mikro (tingkat nasional) maupun pada skala makro (tingkat mondial), tuntutan akan kemanusiaan menjadi satu prioritas hidup. Kemanusiaan menyiratkan tanggung jawab moral setiap orang. Setiap orang selalu dituntut untuk memiliki pandangan yang majemuk tentang kehidupan sebagai keseluruhan, juga kepekaan terhadap tuntutan khusus saat kini yang menyiratkan imperatif moral tertentu. Setiap kita sebagai pribadi memiliki peluang untuk memahami dan menghayati nilai-nilai khusus dan memanggil manusia untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu sebagai tanggapan etis.
Persoalan-persoalan kemanusiaan adalah tanggung jawab besar para cendekiawan. Martabat seorang cendekiawan idealnya terikat dengan sense of morals and ethics. Ia harus memperjuangkan the common good, ranah kebenaran, kejujuran, keadilan, cinta kasih, pemerdekaan dan perdamaian. Seorang cendekiawan terpanggil untuk mengabdikan diri demi mencari kebenaran dan mengembangkan secara mendalam dan utuh sisi rohani manusia. Demi panggilan itu, ia tak akan pernah puas dengan kebenaran yang setengah-setengah dan berhenti pada karya-karya lepas yang tercecer. Seorang cendekiawan harus melaksanakan panggilannya dengan baik dan tepat. Ia bekerja secara manusiawi. Bekerja secara manusiawi berarti bekerja dengan kepedulian sebagai manusia, peka terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia, dan mengusahakan solidaritas yang menyatukan dalam kehidupan bersama.
Sharif Shaary, dramawan Malaysia, seperti tertulis dalam Wikipedia mengungkapkan bahwa cendekiawan sering dikaitkan dengan para lulusan universitas, padahal belajar di universitas bukan jaminan seseorang dapat menjadi cendekiawan. Sharif secara lanjut mengatakan bahwa seorang cendekiawan adalah pemikir yang senantiasa berpikir dan mengembangkan serta menyumbangkan gagasannya untuk kesejahteraan masyarakat. Ia juga adalah seseorang yang menggunakan ilmu dan ketajaman pikirannya untuk mengkaji, menganalisis, merumuskan segala perkara dalam kehidupan manusia, terutama masyarakat di mana ia hadir khususnya dan di peringkat global umum untuk mencari kebenaran dan menegakkan kebenaran itu. Lebih dari itu, seorang intelektual (cendekiawan) ialah seseorang yang mengenali kebenaran dan juga berani memperjuangkan kebenaran itu meskipun menghadapi tekanan dan ancaman.
Pengkhianatan kaum cendekiawan terjadi bila mereka ikut serta dalam kooptasi kekuasaan politik dengan pamrih tertentu, dengan akibat bahwa mereka mengabaikan tanggung jawab dasar untuk mempertahankan nilai-nilai luhur dan etis profesi mereka. Kaum cendekiawan dipanggil untuk memperjuangkan dan membela nilai-nilai mutlak dan abadi kemanusiaan. Nilai-nilai itu intrinsik dalam diri manusia yakni martabat dan harkat manusia, yang terungkap dalam nilai-nilai derivatif seperti kebebasan, keadilan, kerja, politik, teknik, dan sebagainya. Pengkhianatan itu terkait dengan krisis identitas dan berakar dalam pemahaman (nalar) yang rancu dan penghayatan (nurani) yang tidak konsisten atas nilai-nilai itu, serta komitmen yang setengah-setengah untuk mewujudkannya secara sosial.
Walaupun kiprah cendekiawan cenderung bersifat ideal dan teoretis, hal itu selalu terkait dengan pemihakan dan perwujudan nilai-nilai untuk semakin memperkaya hidup manusia. Pembangkangan itu selalu bertolak dari rumpang antara kenyataan dan cita-cita. Guru dan hakim kebenaran adalah nilai-nilai yang bersumber pada kebenaran, dan diuji dalam tanggung jawab etis serta berakar dalam nurani yang bening. Oleh sebab itu, kaum cendekiawan selalu harus siap berdiskusi, saling membagi perspektif dan memandang segala sesuatu dalam cakrawala yang luas yaitu dalam keseluruhan eksistensi manusia. Tegas kata, seorang cendekiawan harus mampu mewujudkan misi emansipatoris ilmu pengetahuan dengan meninggalkan menara gading ilmunya dan terlibat dalam pergulatan hidup konkret masyarakat sambil tetap bersikap ilmiah (Otto Gusti, 2013:11).
Berhadapan dengan ini, Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero mengangkat tema “CENDEKIAWAN TERLIBAT” sebagai tema JURNAL ILMIAH AKADEMIKA Vol. 13, No. 2, Edisi Januari-Juni 2018. Tema ini mau mengajak segenap mahasiswa dan masyarakat umum untuk mengemukakan pemikiran-pemikiran menarik serta temuan-temuan kritisnya berkaitan dengan keterlibatan kaum cendekiawan guna menghadapi segala bentuk ‘cacat’ dan ‘krisis’ dalam bidang apa saja yang terjadi dewasa ini. Untuk menjawabi hal ini, Senat Mahasiswa STFK Ledalero mengajak para mahasiswa dan masyarakat umum untuk terlibat memberikan gagasan-gagasan kritis, konstruktif, inovatif dalam SAYEMBARA NASIONAL PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Kami mengharapkan partisipasi aktif dari setiap orang untuk dapat mengumpulkan karya tulisan terbaiknya guna membangun kemanusiaan kita yang lebih baik dan bermartabat.
Atas terselenggaranya kegiatan ini, pada tempat pertama, panitia Lomba mengucapkan profisiat dan terima kasih yang setinggi-tingginya atas partisipasi dari para peserta sayembara. Panitia juga mengucapkan terima kasih kepada ketiga juri (RD. Dr. Mathias Daven, P. Dr. Alexander Jebadu, SVD dan P. Drs. Ferdinandus Sebho, SVD) yang telah bersedia memeriksa dan memberi bobot nilai pada setiap tulisan. Demikian hasil Rekapitulasi Nilai Akhir Sayembara Nasional Penulisan Artikel Ilmiah.
BAGIKAN
PROGRAM STUDI SARJANA FILSAFAT PROGRAM STUDI SARJANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK PROGRAM STUDI SARJ0
Penerimaan mahasiswa baru IFTK Ledalero tahun akademik 2025/2026 Prodi Ilmu Filsafat (S1) Prodi Pend0
Pendaftaran Online Program Studi Sarjana Filsafat, PKK, DKV, Kewirausahaan, Sistem Informasi & Magis0
© Copyright 2025 by Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero - Design By Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero

